Review Buku Novel : The Orange Girl
Judul :
The Orange Girl Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan
Pengarang :
Jostein Gaarder
Penerbit :
PT Mizan Pustaka
Tahun :
2016
REVIEW
Tidak banyak orang yang mampu memahami bahwa
suatu hari, seluruh dunia akan tiba pada titik akhir : penghabisan. Tidak semua orang punya kemampuan untuk memahami apa
arti pergi selama-lamanya.
Inilah yang dirasakan oleh Jan Olav, ketika
dia harus menerima kenyataan bahwa waktunya di bumi ini akan berakhir. Penyakit
yang dialaminya telah menggerogoti tubuhnya, dan waktunya jelas tak lama lagi.
Namun Georg Roed, anaknya yang masih berusia
empat tahun tidak tahu jika ayahnya akan pergi selama-lamanya. Jan Olav sangat
menyayangi Georg dan ingin sekali membicarakan banyak hal dengannya, bermain
bersama, mengantarnya ke sekolah, pergi ke museum dan duduk-duduk mengamati
langit. Namun semua itu nampaknya tak bisa terlaksana..
Lalu bagaimana caranya agar di masa depan, Jan
Olav masih bisa ‘berbicara’ dengan Georg?
Jawabannya adalah surat. Ya, Jan Olav
memutuskan untuk menuliskan surat kepada Georg, agar kelak dia dapat membacanya
saat sudah cukup besar. Karena percuma saja saat ini duduk memangku Georg dan
menceritakan kisah tentang kehidupan, cinta dan alam semesta. Pasti dia tidak
akan betah dan lebih memilih bermain dengan kereta api kayu favoritnya.
Namun, surat seperti apa yang akan ditulis
oleh Jan Olav?
Sabar, karena surat ini harus diam dan
menunggu hingga Georg berumur sekitar belasan tahun untuk membacanya.
***
Singkat cerita, sebelas tahun kemudian saat
Georg berusia lima belas tahun, surat itu ditemukan. Amplop itu terekat dan
diluarnya hanya tertulis “Untuk Georg”. Seisi rumah gempar karena penemuan
surat itu, tapi juga tidak berani membuka surat yang khusus dialamatkan kepada
Georg.
Georg hampir-hampir tak percaya bahwa ayahnya
yang telah meninggal sebelas tahun lalu menyempatkan diri untuk menulis
setumpuk surat untuknya. Bahkan disaat sakit parah yang dideritanya, ayah masih
sempat menuliskan berlembar-lembar surat. Pasti ada sesuatu yang sangat penting
untuk dibicarakan dengan Georg.
Dan apakah gerangan isi surat itu?
Pada buku ini, Jostein Gaarder – sang penulis
– kembali mengajak kita untuk menyelami aspek-aspek filosofis, dimana kehidupan
nyata yang kita jalani sekarang sesungguhnya adalah sebuah dongeng terbesar.
Melalui surat wasiat yang ditulis ayah Georg, kisah cinta sang ayah dengan
seorang “Gadis Jeruk” akan membawa kita semua kedalam perenungan tentang makna
kehidupan. Surat ini akan menjadi sebuah portal waktu yang membawa kita ke masa
lalu sang ayah dengan Georg. Melalui kisah ini, kita akan diajarkan tentang apa
arti cinta sejati dan pentingnya kemampuan untuk bisa “merindu” dalam
kehidupan.
Tak hanya itu, kita juga akan diajak untuk
mempertanyakan hal-hal mendasar seperti apa itu waktu? apakah nilai seorang
manusia? Kekuatan apa yang memberi kita hidup? Dan diantara banyaknya
pertanyaan yang diajukan oleh ayah Georg, salah satunya adalah mengenai
Teleskop Ruang Angkasa Hubble.
Teleskop Hubble? Mengapa ayah menanyakan
teleskop itu? Georg memang suka dengan ruang angkasa dan dapat menjelaskan
panjang lebar mengenai keadaan Teleskop Hubble terbaru kepada ayahnya. Namun
apa hubungannya Teleskop Hubble dengan Gadis Jeruk?
Untuk menjawabnya, anda hanya perlu membaca
buku ini. karena kini, waktunya telah tiba untuk membuka surat wasiat itu.
0 komentar:
Posting Komentar